Pelatihan Beternak Kelinci di Perkotaan
25 Mei 2015

Setelah beternak ayam di DKI Jakarta dilarang sesuai dengan Perda nomor 4 tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas di DKI Jakarta , maka salah satu alternatif beternak diperkotaan yang masih memungkinkan diusahakan adalah beternak Kelinci Beternak kelinci yang kita tahu sampai saat sekarang ini adalah dipelihara untuk kesenangan, terutama oleh anak-anak, karena tingkah kelinci yang lucu, menggemaskan, dengan bentuk dan aneka warna yang memikat. Hanya di daerah tertentu saja kelinci digunakan untuk dikonsumsi dagingnya seperti Daerah wisata lembang, Ciawi, sebagian di Jawa Tengah, dan dibeberapa kota besar lainnya di Indonesia. Kualitas Daging Kelinci rupanya tidak kalah dengan daging Ayam, Sapi atau kambing. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi sekitar 21% (daging sapi 20%, daging ayam 19,5%), lemak yang cukup rendah sebesar 8% (daging sapi 24%, daging ayam 10%) dan rendah kolesterol yaitu sebesar 164 mg/100 gram) (daging sapi 230 mg/100 gr, daging ayam 220 mg/100 gr) . Perkembangan sekarang ini menunjukkan bahwa tren permintaan daging kelinci sudah mulai meningkat, karena selain dikonsumsi dalam bentuk segar seperti sate kelinci, juga sudah diolah dalam bentuk sosis, nugget, bakso, dan bentuk olahan lainnya. Pada tanggal 26 Maret 2015, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, telah melaksanakan Pelatihan tentang Teknologi Pemeilharaan Ternak Kelinci di Perkotaan bagi para penyuluh pertanian di DKI Jakarta. Hadir sebanyak 50 orang peserta yang tediri dari penyuluh pertanian yang bertugas diseluruh wilayah kerja penyuluhan pertanian pada tingkat kecamatan, Kepala Seksi tingkat Kecamatan, Penyuluh tingkat wilayah kota serta penyuluh pertanian yang ada di Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta. Beternak Kelinci di DKI Jakarta merupakan hal yang baru, memberikan motivasi bagi para penyuluh pertanian untuk diterapkan pada kelompok-kelompok tani, perorangan dan masyarakat luas. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam beternak kelinci antara lain : a. hampir semua bagian kelinci dapat dimanfaatkan seperti Daging, Kulit, Kotoran dan urin untuk kebutuhan hidup manusia, b. Pakan kelinci mudah didapat seperti sayuran sisa, pellet, daun rumput tanaman c. memiliki anak yang cukup banyak sekali (11 ekor sekali melahirkan) , melahirkan dengan frewensi lahir-kawin secara cepat (10 s.d 11 kali per tahun) , d. tingkat pertumbuhan badan cepat (10-25 g/ekor/hari), Materi yang disampaikan cukup menarik oleh Dr. Bachtar Bakrie Peneliti Utama dari BPTP Jakarta memberikan angin segar khususnya bagi Penyuluh Pertanian yang memiliki ketrampilan bidang peternakan untuk melakukan penyuluhan peternakan, khususnya beternak kelinci di perkotaan. Lebih jauh dalam pelatihan tersebut disampaikan bahwa aspek teknis beternak kelinci ternyata tidak terlalu sulit untuk diterapkan, khususnya di perkotaan. Beberapa paket teknologi yang dapat dimanfaatkan antara lain : bibit dan pembibitan, pakan/ nutrisi, manajemen pemeliharaan, model perkandangan, reproduksi, pananganan kesehatan, pasca panen dan pengolahan daging, pemasaran dan jaringan komunikasi Saat ini untuk dapat melaksanakan penerapan teknologi beternak kelinci diperkotaan, BPTP menawarkan jasa dalam penyediaan bibit kelinci, konsultasi teknis beternak, sampai kepada kerjasama pemasaran daging kelinci, mengingat dalam waktu dekat, Balai Pengkajjian Teknologi Pertanian akan meluncurkan “Agri Mart” yang dipusatkan di BPTP sebagai pusat pemasaran hasil pertanian untuk masyarakat luas di Jakarta, dimana produknya berasal dari kelompok tani yang mempunyai produk pertanian termasuk didalamnya daging kelinci beku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.email


13 − 11 =