Pembinaan Pemanfaatan Limbah Organik Sebagai Pupuk
18 Juni 2015

Limbah organik adalah limbah yang mengandung karbon yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari materi mahluk hidup (padat atau cair) yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.  Pupuk organik mengandung lebih banyak bahan organik (Karbon) daripada kadar haranya

  • Tujuan dari penggunaan pupuk dari limbah organik adalah :
  1. Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang apabila digunakan secara terus menerus dan berlebihan dapat merusak sifat fisik tanah dan kesuburan tanah dan juga mengurangi biaya budidaya yang disebabkan oleh pembelian pupuk kimia
  2. Memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah secara ramah lingkungan
  3. Mengurangi limbah yang ada disekitar rumah tangga sehingga diperoleh lingkuhan hidup yang lebih baik
  4. Meningkatkan ketersediaan pupuk tanpa harus bergantung pada suplai pabrik.
  5. Tidak menimbulkan efek yang berbahaya pada manusia apabila digunakan secara terus menerus karena sifatnya yang alami dan mudah terurai.
  • Sumber dari limbah antara lain dihasilkan oleh rumah tangga  (sayur, buah, bumbu, dll), pasar (sayur, buah, ikan, daging/tulang, dll), pertanian (jerami, tongkol, sekam, sabut, dll) dan industri (serbuk gergaji, sludge, dll)
  • Limbah-limbah yang ada di lingkungan sekitar kita dapat dimanfaatkan secara langsung maupun melalui proses tertentu. Proses yang dimaksud antara lain adalah composting (kompos), fermentasi cair (pupuk organik cair) dan vermicompost (kombinasi acing+pengomposan)
  • Pupuk organik yang dikembangkan oleh BPTP Provinsi DKI Jakarta antara lain :
  1. Kompos Limbah Pasar
  2. Kompos Limbah Rumah Tangga
  3. Pupuk Cair Limbah Rumah Potong Ayam (RPA)
  4. Pupuk Cair Limbah Ikan
  5. Pupuk Cair Limbah Peternakan Sapi
  6. Kompos dari Cacing (vermicomposting)

Pupuk yang paling mudah dibuat dalam tingkat rumah tangga di Jakarta adalah yang dari limbah rumah tangga dan juga pembuatan kompos. Pembuatan kompos limbah rumah tangga pada prinsipnya adalah mencampur limbah dapur yang telah dicacah dengan bakteri (bisa dari EM 4, Yakult maupun Vitacharm), gula dan air. Campuran tersebut disimpan dalam wadah tertutup selama 3 minggu dan setiap 2 hari sekali tutup wadah dibuka sedikit untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi

Sedangkan kompos dari cacing dapat dihasilkan dengan cara memelihara cacing yang setiap hari diberi makan dari limbah dapur yang dihasilkan sehari-hari. Untuk mendapatkan cacing dan informasi tentang berbagai macam informasi pengembangan teknologi pertanian bisa menghubungi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi DKI Jakarta di Pasar Minggu Jakarta Selatan

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.email


4 + one =