Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University melakukan penanaman pohon alpukat cipedak yang menjadi varietas khas Jakarta.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, ada 600 pohon alpukat Cipedak yang akan ditanam di Kebun Percobaan Sukamantri, Kecamatan Taman Sari, Bogor, Jawa Barat.

“Ini dalam rangka pengembangan tanaman khas Jakarta. Selain ratusan pohon alpukat cipedak itu, kami juga menyerahkan masing-masing lima pohon durian, belimbing dewi, jambu jamaika dan rambutan rapiah,” ujarnya, Jumat (27/8).

Eli menjelaskan, kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama antara Dinas KPKP DKI Jakarta dengan IPBB Nomor: 260/-072.1 dan Nomor : 174/IT3.F1/HK.01.03/2021 pada tanggal 23 April 2021.

“Dalam Perjanjian Kerja Sama ini salah satu poinnya adalah dalam pengembangan benih unggul yang bersertifikat. Alpukat cipedak banyak keunggulan, salah satunya tidak disukai ulat,” terangnya.

Ia berharap, agar varietas tanaman dari DKI Jakarta bisa semakin menjadi unggulan dan dikenal masyarakat luas. Sehingga, kesejahteraan para penggiat tanaman tersebut juga dapat semakin meningkat.

“Kita ingin, khususnya alpukat cipedak ini tidak hanya dikenal di Jakarta, tapi juga di Indonesia, bahkan dunia internasional. Sebab, buah alpukat dengan kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan ini banyak peminatnya,” ungkap Eli.

Eli menambahkan, kolaborasi dengan IPB akan terus dilakukan, tidak hanya di sektor pertanian, namun juga di sektor peternakan dan perikanan.

“Kami juga akan memperkuat kolaborasi terkait upaya konservasi di pesisir utara Jakarta dan Kepulauan Seribu,” tandasnya.

Untuk diketahui, turut hadir dalam acara serah terima dan penanaman pohon secara simbolis ini, Rektor IPB, Arif Satria;
Kepala Bidang Pertanian Dinas KPKP DKI Jakarta, Mujiati; Kepala Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman, Ali Nurdin; Kepala Seksi Pertanian Perkotaan Dinas KPKP DKI Jakarta, Taufik Yulianto; Dekan Fakultas Pertanian IPB, Sugiyanta; dan Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, Awang Maharijaya.

Setelah dari Kebun Percobaan Sukamantri, kunjungan dilanjutkan ke Rektorat untuk melihat hasil karya IPB University baik yang berupa pangan maupun produk hasil olahan limbah kelapa sawit. Agribusines Technology Park (ATP), Sadifa dan tempat pengolahan sampah juga dikunjungi oleh rombongan DKPKP. Ketiga lokasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran penerapan urban farming modern dan terpadu di Jakarta.

Rektor IPB University mengatakan dengan adanya Covid ini community based food sistem berkembang , pertanian di pekarangan berkembang sehingga perlu banyak pelatihan skill karena orang DKI tidak punya background pertanian.

Urban farming di luar negeri sudah sangat modern seperti Singapura yang mengembangkan urban farming sangat intensif, super canggih. Kita berharap kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya bisa mulai mengembangkan urban farming lebih insentif.
Terimakasih untuk bibitnya, kerjasama urban farming, pencegahan zoonosis, kesehatan hewan, food safety keamanan pangan, dan riset perikanan dan kelautan. Ali Sadikin Maritim Center di Ancol dapat menjadi kerjasama yang bagus sekali antara IPB dan Pemprov DKI Jakarta.

Sebagai langkah  tindak lanjut Nota Kesepahaman (MoU) antara Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 4 Februari 2019 telah dilakukan pertemuan pembahasan untuk melakukan beberapa kajian analisis ketahanan pangan antara Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta dengan pihak IPB. Beberapa Kajian Analisis Ketahanan Pangan yang akan dilaksanakan  antara lain : 1. Kajian Pola Konsumsi Pangan Harapan Masyarakat Perkotaan di DKI Jakarta, 2. Kajian Pemetaan Rantai Pasok Jaringan Distribusi Pangan ke DKI Jakarta, 3. Kajian Penyusunan Neraca Bahan Makanan, 4. Kajian Pola Ketersediaan Pangan bagi DKI Jakarta dan 5. Kajian tentang Pemberian Subsidi Pangan Segar bagi masyarakat DKI Jakarta. Lima kajian yang akan dilaksanakan oleh Peneliti dari Institut Pertanian Bogor akan melibatkan kurang lebih 24 orang Peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian dan beberapa enumerator yang nanti akan terjun langsung ke lapangan. Pertemuan yang dipimpin oleh Kepala Bidang Ketahanan Pangan membicarakan langkah-langkah operasional administrasi dan teknis yang berkaitan dengan jadual pelaksanaan kegiatan serta substansi materi yang akan dilakukan pengkajiannya. Selain dari itu pembicaraan juga menyangkut kepada ruang lingkup, metodologi serta sasaran penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga hasil pengkajian diharapkan mampu melakukan intervensi yang tepat pada tingkat lapangan.

Pelaksanaan kajian melalui kerjasama (MoU) dengan IPB ini merupakan sesuatu yang baru yang diharapkan dapat memberikan hasil yang baik tidak hanya bagi masyarakat penerima manfaat dalam kebijakan  ketahanan pangan juga diharapkan Perguruan Tinggi seperti IPB ini mampu memberikan   kontribusi dalam membangun ketahanan pangan di DKI Jakarta. Pengkajian Analisis Ketahanan Pangan ini sangat penting dalam memberikan arah, landasan serta strategi dalam melakukan intervensi di bidang ketahanan pangan. Substansi yang diharapkan dapat memberikan arah dalam penentuan : Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Perkotaan, Pemetaan Rantai Pasok Jaringan Distribusi Pangan, Pola Ketersediaan Pangan melalui Neraca Bahan Makanan, serta Pola Pemberian Subsidi Pangan Bagi Masyarakat DKI Jakarta.

Hasil pengkajian ini diharapkan sudah dapat diketahui paling tidak dalam bulan Juni 2019 secara bertahap sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan oleh Bidang Ketahanan Pangan. Hal lain yang memberikan nuansa baru dalam pelaksanaan tindak lanjut MoU adalah antara perencana pada tingkat Bidang Ketahanan Pangan dengan peneliti dan pelaksana kajian pada tingkat lapangan di IPB, merupakan satu kesatuan tim untuk mencapai tujuan bersama.

Hadir dalam pembahasan persiapan kajian tersebut adalah Peneliti Senior dari School Of Business  IPB; Dr. Yudha Heryawan Asnawi MMA, dkk, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Kepala Seksi Distribusi Pangan, Kepala Seksi Penganeka Ragaman Konsumsi Pangan dan Penyuluhan Pertanian, serta Staf Bidang Ketahanan Pangan. Pertemuan selanjutnya akan membahas tentang  langkah-langkah operasional dalam melaksanaan kajian ditingkat lapangan.

(Didi Setiabudi, Bidang Ketahanan Pangan, 2019).