Petani, peternak dan nelayan adalah salah satu profesi yang mulia, dalam kesehariannya mereka bergulat dalam upaya memproduksi pangan agar seluruh masyarakat Jakarta terjamin ketersediaan pangannya untuk dikonsumsi.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana nasib masyarakat jika tidak ada lagi profesi seperti mereka yang menghasilkan pangan bagi kelangsungan hidup kita sehari-hari.

Bapak Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta pagi  ini resmi membuka pelaksanaan Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) bertempat di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan yang akan berlangsung dari tanggal 17 s.d 18 Juli 2019.

Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengharapkan agar Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) DKI Jakarta harus tekun, rajin dan fokus tidak hanya melaksanakan PEDA dan persiapan mengikuti Pekan Nasional (PENAS) KTNA di Sumatera Barat tahun depan semata tetapi untuk tujuan yang lebih besar lagi yaitu mampu meningkatkan kesejahteraan bagi anggota kelompok tani dan individu tani, peternak dan nelayan sehingga diharapkan Jakarta masih mampu menghasilkan komoditas pertanian dan perikanan dengan kualitas yang tinggi dan aman dikonsumsi. Dengan demikian kita berharap tujuan menjadikan kota Jakarta lebih maju dan bahagia warganya dapat segera terwujud.

Dalam rangka mempersiapkan usulan rencana kegiatan Tahun 2020 Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Kegiatan Pra Rapat Teknis di Ruang Serbaguna Lantai II Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan Dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta pada hari Rabu 20 Februari 2019.

Kegiatan Pra Rapat Teknis dihadiri oleh 150 orang adalah pejabat eselon II, III, IV, Kepala Satpel UPT dan petugas input e-budgeting lingkup Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan Dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.

Dalam rangka penyempurnaan usulan kegiatan 2020 dihadirkan 3 narasumber  dari Bappeda Provinsi DKI Jakarta terkait dengan rambu-rambu dan kebijakan usulan kegiatan APBD Tahun 2020, BPKD Provinsi DKI Jakarta kaitannya dengan penyusunan RAB dan kode rekening belanja APBD Tahun 2020, dan BPAD Provinsi DKI Jakarta kaitannya dengan usulan dan penggunaan komponen e-budgeting dalam penganggaran APBD 2020.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta Darjamuni menegaskan harapannya kegiatan ini dapat menuangkan pra usulan rencana kerja APBD 2020 sesuai dengan isue-isue strategis dan prioritas daerah sebagamana tercantum dalam 23 janji Gubernur Provinsi DKI Jakarta, kegiatan strategis daerah, aspirasi masyarakat melalui rembug RW/Musrenbang kabupaten/kota dan hasil reses DPRD dan tentunya menjawab permasalahan-permasalahan lain yang terjadi di masyarakat, sehingga terwujud kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Hadir dalam acara ini adalah Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta (Dr. Ir. Hj. Sri Haryati, M.Si). Dalam arahannya Sri Haryati menandaskan dalam rangka peningkatan pelayanan masyarakat harus disertai dengan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan, pengembangan inovasi dan kebijakan pembangunan kedepan kiranya harus mampu menempatkan masyarakat sebagai co-creator dan pemda sebagai penyedia platform,  sehingga segala sesuatunya tidak hanya diserahkan begitu saja pada pemerintah, namun warga pun harus terlibat untuk menyelesaikannya. Untuk lebih meningkatkan keterlibatan masyarakat diharapkan pada penyusunan APBD Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan Dan Pertanian Tahun 2020, sebesar 20 % usulan anggaran dapat diformulasikan ke dalam bentuk kegiatan Swakelola Tipe 3 dan Tipe 4, untuk itu segera dilakukan persiapan dan percepatannya sesuai dengan Peraturan Perundang Undangan Yang Berlaku.

Pada siang harinya acara dilanjutkan dengan sidang kelompok di masing-masing bidang dengan agenda penyusunan usulan rencana kegiatan masing-masing sub sektor. Dengan kegiatan ini diharapkan tersusunnya rencana kegiatan tahun anggaran 2020 Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahun 2020.

Kalau kita membeli barang elektronik seperti TV atau Kulkas, sering mendapat plastik bubble. Plastik bubble adalah lembaran plastik  yang berisi bantalan udara berbentuk bulat untuk melindungi barang agar tidak pecah atau rusak. Plastik bubble tersebut jangan dibuang, karena dapat dimanfaatkan sebagai pengganti Net Pot dan Rockwool pada budidaya tanaman dengan system hidroponik. Plastik bubble dipotong-potong selebar 3 sampai dengan 5 cm panjang disesuaikan dengan bahan yang ada. Potongan Plastik bubble ini nanti digulung-gulung bersamaan dengan bibit tanaman sayuran yang akan ditanam dengan sistem hidroponik. Gulungan Plastik bubble dan bibit yang ada di dalamnya membentuk lingkaran tidak lebih dari 23 mm atau seluas lingkaran lubang yang akan dibuat di paralon. Penggunaan Plastik bubble dapat menghemat pengeluaran untuk membeli net pot dan rockwool. Biasanya satu lubang tanam membutuhkan satu buah net pot plus dengan potongan kecil rockwool seharga 1.250 sampai dengan 1.500 rupiah. Pengeluaran tersebut cukup digantikan dengan satu helai plastik bubble seukuran lebar 3 sampai dengan 5 cm. Semakin banyak lubang tanam yang akan dibuat maka semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem hidroponik.

Menurut Hary Prayitno, Penyuluh Pertanian Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan yang merupakan penggagas utama pemanfaatan plastik bubble ini menyatakan bahwa selain dapat menurunkan biaya penanaman, keuntungan lain adalah serangan lumut yang sering menyerang rockwool dan net pot dapat dihindari, selain dari itu, plastik bubble  dapat mencegah masuknya air hujan kedalam system pengairan hydroponic yang dapat mengganggu konsentrasi AB Mix yang ada dalam tabung cadangan. Mengingat penggunakan Plastik bubble ini tidak perlu membuat lubang tanam di paralon sebesar ukuran netpot, maka jarak tanam dapat diperpendek menjadi 10 sampai dengan 12 cm dari yang sebelumnya antara 20 sampai dengan 25 cm. Jadi dalam pipa paralon yang panjangnya 4 meter sebelumnya dengan menggunakan net pot dan rockwool terdapat 20 populasi tanaman, sedangkan dengan menggunakan plastik bubble dapat dibuat jarak tanam 10 sampai dengan 12 cm maka populasi tanaman bisa mencapai maksimal 40 buah. Secara keseluruhan penggunaan plastik bubble sebagai pengganti net pot dan rockwool dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan populasi tanaman, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan.

Penggunaan plastik bubble telah mulai dilakukan dan dikembangkan oleh Hary Prayitno pada kelompok-kelompok tani  binaan  di wilayah kerja penyuluh pertanian Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Bahkan di kantor Kecamatan Pesanggrahan sekarang ini sudah diterapkan sebagai obyek percontohan kepada masyarakat luas. Jadi untuk bercocok tanam sayuran dengan menggunakan sistem hidroponik tidak harus mahal, dapat menggunakan barang-  yang tidak dapat digunakan lagi, namun secara teknis dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan hidroponik. Menurut Prayitno ke depan penggunaan sistem hidroponik akan semakin murah saja, tentunya  dengan syarat,  harus  terus menerus mencoba sendiri di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita, termasuk juga didalamnya bagaimana kita akan meracik AB Mix yang bisa lebih murah dari pada kita membeli di toko yang sudah siap pakai. Saran Penyuluh Pertanian Senior ini adalah  jika ingin berbahasil di tanaman hidroponik adalah dengan terus berinovasi tanpa batas.

(Harry Prayitno, Penyuluh Pertanian Kecamatan Pesangggrahan, Didi Setiabudi Penyuluh Pertanian Dinas KPKP, 2019)

Menindak lanjuti hasil seleksi akhir Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Pendamping Kewirausahaan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota/Kabupaten, dengan ini disampaikan pengumuman dari masing-masing Suku Dinas sebagai berikut :

  1. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Pusat
  2. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Utara
  3. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Barat
  4. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Selatan
  5. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Timur
  6. Suku Dinas KPKP Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Hasil seleksi administrasi Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Pendamping Kewirausahaan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahap 2 :

Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Tahap 2

Berdasarkan seleksi administrasi dengan melalui proses verifikasi dokumen, dengan ini disampaikan hasil seleksi administrasi dari masing-masing Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota/Kabupaten sebagai berikut :

  1. Suku Dinas KPKP Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 
  2. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Pusat
  3. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Barat
  4. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Selatan
  5. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Timur
  6. Suku Dinas KPKP Kota Administrasi Jakarta Utara

 

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta membutuhkan tenaga Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) untuk diangkat menjadi Pendamping Wirausaha tahun anggaran 2019 dengan jumlah formasi sebanyak 90 orang.
Persayaratan dapat dilihat di dokumen di bawah ini :

Pengumuman PJLP Pendamping Wirausaha Dinas KPKP

Dalam rangka Pembinaan Kewirausahaan Terpadu (PKT) bagi binaan DKPKP, pada hari Jumat 16 November 2018 telah dibuka wadah pemasaran ke 5 yang diresmikan oleh Wakil Walikota Administrasi Jakarta Pusat, Bapak Irwandi dengan nama Gerai INPARI.

Gerai INPARI yang dikelola oleh PD Pasar Jaya, akan menjual pangan murah bersubsidi (Beras, Daging Sapi, Daging Ayam, Telur, Ikan dan Susu).

Gerai ini belokasi di lantai dasar Gedung Dinas Teknis Gunung Sahari, Jl. Gunung Sahari Raya 11 Jakarta Pusat 10720.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Darjamuni, menegaskan bahwa gerai ini adalah gerai ke 5 yang telah diresmikan oleh DKPKP, harapannya bahwa keberadaan gerai ini dapat sebagai wadah untuk pemasaran berbagai produk binaan DKPKP yang memenuhi syarat/standar yang ditetapkan sebagai bagian dari upaya pengembangan kewirausahaan terpadu.

Sedangkan di lain hal, keberadaan gerai ini juga diharapkan bermanfaat bagi masyarakat penerima pangan murah bersubsidi untuk membeli produknya.

Setelah acara peresmian gerai dilakukan kurasi terhadap produk-produk binaan yang akan dipasarkan di Gerai INPARI. Kegiatan kurasi diiukuti oleh 75 peserta dari 6 wilayah dengan jumlah produk yang dikurasi sebanyak 45 produk.

Hasil Kurasi 30 produk memiliki PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) yang diberikan oleh BPOM dan layak untuk dipasarkan di Gerai INPARI. Sementara 15 produk lainnya sedang proses pengajuan perijinan PIRT.

Gerai susu diresmikan oleh plt. Asisten Perekonomian Sekda Provinsi DKI Jakarta, Ibu Dr. Sri Haryati, M.Si merupakan gerai ke empat, sebelumnya sudah dibuka tiga gerai yaitu gerai tani di Ragunan, Klender dan Gerai Cupang di Slipi.

Kegiatan gerai susu dilaksanakan dengan tujuan untuk membangkitkan semangat kewirausahaan pada sektor pertanian khususnya peternak sapi perah yaitu susu dan produk olahannya.

Kegiatan gerai susu dan kewiraan usahaan terpadu yg dilaksanakan di UPT  Pusat pelayananan Kesehatan Hewan dan Peternakan ini merupakan bagian dari pelaksanaan pembinaan pelaku usaha dengan memfasilitasi tempat bagi pelaku usaha yang ikut dalam program pengembangan kewirausahaan terpadu.

Pada saat yang sama Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Bapak Ir.  Darjamuni, MM :

– menyerahkan izin kewirausaan terpadu untuk olahan susu pondok ranggon

– mengukuhkan Himpunan  Pedagang Domba dan Kambing (HPDKI) DKI Jakarta

– mengukuhkan Juru Sembelih Halal (Juleha)

– mengukuhkan Komunitas Kelinci