Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah di Provinsi DKI Jakarta, yang mempunyai  karakteristik wilayah yang berbeda dengan Provinsi DKI Jakarta lainnya. Salah satu jenis perbedaannya adalah jenis tanah. Jenis tanah di Kepulauan Seribu berupa pasir koral yang terbentuk akibat dari pelapukan batu gamping terumbu karang.  Sifat dari tanah ini adalah miskin unsur hara, gembur dan kurang bisa menyimpan air.  Kondisi seperti ini bisa juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan syarat jenis tanaman yang ditanam harus sesuai dengan kondisi tersebut.

Semangka (Citrullus lanatus) adalah salah satu jenis tanaman buah yang cocok ditanam dan dikembangkan di tanah berpasir seperti di Kepulauan Seribu. Tanah berpasir adalah salah jenis  tanah yang disukai oleh tanaman semangka, karena sifat dari tanah berpasir yang kurang bisa menyimpan air dan ini sesuai dengan keinginan Semangka yang tidak suka ditanam di lahan yang basah (banyak air).

Selain air, komponen lain yang dibutuhkan semua tanaman ialah unsur hara. Unsur hara digunakan untuk tumbuh dan  berkembang. Karakteristik lahan di Kepulauan Seribu yaitu pasir yang miskin unsur hara maka untuk itu diperlukannya pemupukan.

Pada umumnya semangka ditanam pada musim kemarau, hal ini mengingat sifat semangka yang kurang cocok jika ditanam di lahan yang basah. Akan tetapi penanaman semangka jika dilakukan pada musim kemarau di Kepulauan Seribu akan menemui kendala seperti air tanah yang berubah menjadi payau, bahkan cenderung asin dan semangka tidak cocok dengan kondisi air tersebut. Maka waktu tanam yang cocok untuk kondisi tersebut sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.

Keuntungan menanam semangka di Kepulauan Seribu pada musim penghujan adalah :

  1. Sumber air tawar untuk menyiram tanaman musim hujan berlimpah.
  2. Tanaman tidak perlu disiram lagi kalau hujan cukup.
  3. Walaupun musim hujan tanah tidak begitu basah karena sifat tanah berpasir sangat cepat menyerap dan melepaskan air.

Dari luas tanah sekitar ± 300 m2  yang digunakan untuk budidaya tanaman semangka oleh Pusat Budidaya dan Konservasi Laut DKI Jakarta dihasilkan ±600 kg semangka / satu siklus. Dengan harga jual di Pulau Tidung berkisar antara Rp. 10.000 – Rp. 12.000 / kg. Bobot semangka yang dihasilkan mencapai 5 kg/buah.

Siapa sangka di Kepulauan Seribu yang tanahnya berpasir dan kualitas air yang salinitasnya tinggi bisa menghasilkan buah semangka dengan kualitas prima. Tidak kalah dengan hasil semangka yang ada di darat. Bobot satu buah semangka bisa mencapai 5 Kg, padahal pengolahan tanah yang dilakukan pada waktu penanaman hanya menggunakan pengolahan tanah minim (minimum tillage). Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Solihin, Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada waktu monitoring kegiatan pertanian yang dilakukan pada tanggal 13 Februari 2018 di Pulau Tidung Kecil di Kepulauan Seribu.

Budidaya semangka yang dilakukan tanpa menggunakan pupuk buatan sedikitpun, hanya mengandalkan pupuk organic yang terdiri dari daun-daun kering yang telah melalui proses composting dan dengan mengandalkan penyiraman dengan air hujan, mampu menghasilkan buah semangka yang bagus. Diakui oleh Solihin bahwa budidaya semangka ini dilakukan dilahan bukaan baru yang awalnya adalah semak belukar dan ilalang yang tumbuh liar. Analisanya mungkin karena tanah hasil bukaan pertama kali itu masih banyak mengandung nutrisi untuk menjamin tumbuh subur dan menghasilkan buah semangka yang bagus.

Budidaya semangka dilakukan penyuluh dan staf dari UPT Pusat Budidaya dan Konservasi Laut (PBKL) milik DInas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta seluas 300 meter persegi yang dapat menampung 200 bibit semangka. Semangka yang ditanam dengan varietas local pada bulan November 2017 kemarin, sekarang sudah mulai dipanen secara bertahap.

Pada waktu monitoring kegiatan pertanian telah diambil contoh buah yang di panen sebanyak 50 buah semangka, dimana satu buah semangka memiliki bobot antara 4 s/d 5 Kg per buah. Keberhasilan menanam semangka di Pulau Seribu ini khususnya di Pulau Tidung Kecil memberikan motivasi bagi masyarakat bahwa ternyata di Kepulauan Seribu dengan keterbatasan kondisi lahannya tetap mampu menghasilkan beberapa komoditas pangan, khususnya buah-buahan dan sayuran yang penting bagi pemenuhan kebutuhan pangan di Kepulauan Seribu sendiri. Untuk itu telah dilakukan ujicoba untuk membudidayakan tanaman pangan lainnya seperti aneka sayuran daun, jagung, kacang panjang, jeruk, buah naga dan tanaman buah dalam pot. Semua upaya itu mampu menghasilkan pangan dengan kualitas yang prima.

Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Kepala Seksi KPKP Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu guna mempersiapkan panen besar yang akan dilakukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada bulan Februari ini. Namun dibalik keberhasilan tersebut ada tantangan yang cukup besar dalam mengembangkan budidaya tanaman pangan di Kepulauan Seribu antara lain mengingat kondisi lahannya yang berpasir, hanya lahan yang bukaan pertama kali saja yang dapat menghasilkan buah yang bagus, sementara kalau digunakan untuk penanaman yang kedua dan selanjutnya, produksi buahnya pasti akan jauh berkurang.

Tantangan yang kedua adalah kalau penanaman dilakukan pada musim kemarau, dimana air siraman harus menggunakan air yang netral dalam jumlah yang terbatas. Untuk itu diharapkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta dapat melakukan pengkajian budidaya tanaman pangan di Kepulauan Seribu dan bagaimana prospek pengembangannya di masa depan. Memproduksi buah dan sayuran di Kepulauan Seribu selain mampu mengurangi ketergantungan pangan dari luar pulau, juga diharapkan mampu menyediakan pangan dengan kualitas yang prima untuk dikonsumsi masyarakat di Kepulauan Seribu, Suatu tantangan bagi peneliti di BPTP Jakarta. (Didi Setiabudi Dinas KPKP, Solihin Suku Dinas KPKP Kabupaten Adm Kep Seribu, tahun 2018)